banner 728x250
Opini  

Dari Lilin ke Impulse Sealer: Upaya Kecil Mahasiswa untuk UMKM Desa

Mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Peserta KKN Desa Petak 2025

Selama menjalani KKN di Desa Petak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, tim kelompok kami melakukan survei dan kunjungan ke beberapa pelaku UMKM untuk menggali langsung apa saja kendala yang mereka hadapi dalam menjalankan usaha. Salah satu UMKM yang kami wawancarai adalah ibu rumah tangga yang memproduksi keripik pangsit dan entul goreng, dua produk andalan yang cukup di gemari oleh masyarakat.

banner 325x300

Dalam wawancara itu. Beliau bercerita bahwa proses pengemasan produknya masih menggunakan cara manual, yaitu menyegel plastik dengan lilin. Iya, lilin. Lilin yang dibakar dan digunakan untuk merekatkan plastik agar tertutup rapat. Meski cara ini sudah biasa dilakukan, bagi kami tentu cukup mengejutkan. Selain beresiko meleleh ke produk. cara ini juga tidak praktis dan memakan waktu. Dari situ kami merasa: ini harus di bantu.

Sebagai bagian dari tim KKN, kami langsung kepikiran untuk mengenalkan alat impulse sealer, alat sederhana tapi sangat berguna untuk UMKM skala rumahan. Alat ini mampu menyegel plastik dengan cepat, rapi dan lebih higienis, serta meningkatkan nilai jual produk. Setelah kami jelaskan manfaatnya. beliau langsung tertarik dan berkata “kalau bisa kayak gitu, saya gausah pakai lilin-lilin lagi,”.

Kami pun menawarkan untuk membuatkan impulse sealer secara gratis. Karena memang misi kami di KKN ini adalah membantu warga desa yang punya usaha namun masih terkendala secara teknis. Alat ini kami rakit sendiri dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di toko listrik, dan biayanya pun sangat terjangkau. Bahkan kami sempat berdiskusi dengan dosen pembimbing lapangan dan panitia KKN untuk memastikan alat ini aman dan awet digunakan. Kolaborasi kecil ini membuktikan bahwa ilmu ini bisa langsung diterapkan di masyarakat.

Proses membuat impulse sealer ini menjadi momen yang sangat membekas. Kami tak hanya belajar merakit alat, tapi juga membangun komunikasi, memahami kebutuhan nyata, dan menyesuaikan diri dengan ritme masyarakat. Semuanya dilakukan dalam suasana gotong royong yang penuh kehangatan.

Setelah alat jadi, kami melakukan pendampingan langsung—mulai dari cara penggunaan hingga perawatan dasar alat. Kami ingin alat ini benar-benar bisa digunakan secara mandiri, tanpa ketergantungan pada kami sebagai mahasiswa KKN. Melihat sang ibu mencoba impulse sealer pertamanya dengan senyum sumringah adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami.

Walaupun skala kegiatan kami kecil dan hanya menyasar satu UMKM, semangat yang kami bawa adalah semangat pemberdayaan. Harapan kami, inovasi sederhana ini bisa jadi awal yang baik. Mungkin suatu saat nanti beliau bisa merekomendasikan alat ini ke tetangga atau kerabat yang juga berwirausaha.

KKN ini memberi kami pelajaran besar: bahwa membantu satu orang dengan sungguh-sungguh bisa jauh lebih bermakna daripada menjangkau banyak tapi tanpa kedalaman. Karena dari satu perubahan kecil di satu rumah tangga, dampaknya bisa menjalar pelan-pelan ke lingkungan sekitar.

Kami percaya, dari lilin ke impulse sealer, ini bukan hanya soal alat. Ini adalah simbol semangat kami sebagai mahasiswa—yang ingin hadir, mendengar, dan memberi solusi sesuai kebutuhan nyata masyarakat, meski sederhana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *