banner 728x250

Relawan Mahasiswa Ubah Wajah Pembelajaran Prakarya di Sekolah Negeri

SURABAYA, INFOBATIWAKKAL.ID – Memiliki pendidikan berkualitas adalah dambaan setiap siswa dan keluarga. Namun, di balik harapan tersebut, sistem pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, seperti keterbatasan tenaga pendidik dan minimnya pendekatan inovatif dalam pembelajaran. Tantangan ini terasa nyata saat saya menjadi relawan pengajar dalam Program Surabaya Mengajar Angkatan 7 di SMP Negeri 25 Surabaya.

Sebagai mahasiswa semester enam Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, saya, Yohanes Efendy, bertugas mengajar mata pelajaran Prakarya. Pengalaman ini membuka mata saya bahwa pendekatan kreatif dan kontekstual dapat mengubah suasana kelas menjadi lebih hidup dan bermakna. Dengan memanfaatkan media digital seperti video tutorial dari TikTok dan YouTube serta aplikasi desain Canva, pembelajaran menjadi menarik sekaligus relevan, mengasah keterampilan praktis siswa secara nyata.

banner 325x300

Hasil pengamatan saya selama mengajar menunjukkan hal yang menggembirakan: tingkat keaktifan siswa mencapai 85%, kolaborasi kelompok 88%, respon positif terhadap media digital 90%, dan kualitas karya siswa mencapai 80%. Data ini membuktikan bahwa kehadiran relawan muda dalam dunia pendidikan tidak hanya membantu kekurangan tenaga pengajar, tetapi juga membawa semangat baru yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu proyek pembelajaran yang kami lakukan adalah membuat kerajinan bunga dari kawat bulu. Proyek ini sederhana namun menantang, dimulai dari perancangan desain di Canva, diskusi dalam kelompok, hingga presentasi hasil karya. Pendekatan berbasis proyek ini tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga membangun kreativitas, kerja sama, dan rasa percaya diri siswa.

Selama kegiatan berlangsung, saya didampingi oleh Ibu Qurrotul Aini, S.Pd., selaku Koordinator Mapel Prakarya di SMP Negeri 25 Surabaya, dan Bapak Mohammad Insan Romadhan, S.IKom., M.Med.Kom., sebagai dosen pembimbing lapangan. Berkat bimbingan mereka, kegiatan Program Surabaya Mengajar berjalan efektif dan memberikan dampak yang nyata.

Namun, kenyataan di banyak sekolah lain masih menunjukkan bahwa pembelajaran Prakarya sering kali monoton dan minim praktik. Metode ceramah masih menjadi pilihan utama, tanpa memberikan ruang eksplorasi bagi siswa. Di sinilah pentingnya program seperti Surabaya Mengajar, yang membawa semangat baru, ide segar, dan pendekatan yang relevan dengan kebutuhan siswa masa kini.

Meski demikian, keberlanjutan inovasi pendidikan tidak bisa sepenuhnya bergantung pada program relawan. Pemerintah dan sekolah harus aktif memberikan pelatihan kepada guru, memperbarui kurikulum agar lebih kontekstual, dan memfasilitasi penggunaan media digital di ruang kelas. Selain itu, perluasan cakupan program seperti Surabaya Mengajar ke lebih banyak sekolah, terutama yang kekurangan tenaga pendidik, menjadi langkah strategis.

Kita harus percaya bahwa masa depan pendidikan Indonesia terletak pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda yang peduli. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kita bisa mewujudkan pendidikan yang bukan hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi.

#KomunikasiUntag #KitaUntagSurabaya #ProgramSurabayaMengajar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *