SAMBALIUNG, INFOBATIWAKKAL.ID – Gelaran adat tahunan Bekudung Betiung di Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, kembali menjadi magnet bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tidak hanya bagi pelaku UMKM lokal, acara ini juga menarik minat pengusaha dari luar daerah, seperti Samarinda dan Balikpapan, untuk ikut serta memasarkan produk mereka.
“Penjualan selama enam hari ini sangat memuaskan. Omzet kami mencapai Rp10 juta. Produk-produk seperti gelang, cincin, pakaian adat, dan Mandau paling banyak diminati,” ujar Unung, salah satu pengrajin pernak-pernik khas Suku Dayak asal Desa Pampang, Samarinda, saat ditemui di hari terakhir acara, Kamis (26/6/2025).
Unung mengaku, meskipun harus menempuh perjalanan lebih dari 12 jam, acara ini merupakan peluang besar untuk memperluas pasar. “Banyak yang mencari Mandau untuk koleksi, selain itu pakaian adat juga sangat diminati, terutama oleh wisatawan yang ingin membawa oleh-oleh khas Kalimantan,” tambahnya.
Harga yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp10 ribu untuk aksesoris kecil hingga jutaan rupiah untuk produk seperti Mandau dan pakaian adat lengkap. “Kualitas dan keunikan produk khas Dayak menjadi daya tarik utama pengunjung,” ungkapnya.
Kehadiran UMKM luar daerah ini tidak lepas dari undangan yang diberikan oleh panitia acara Bekudung Betiung. “Masyarakat sangat antusias. Acara ini tidak hanya diramaikan oleh warga lokal, tetapi juga menarik wisatawan dari berbagai daerah. Saya berharap acara adat seperti ini terus berkembang agar budaya Dayak lebih dikenal,” kata Unung.
Selain produk kerajinan tangan, acara ini juga menampilkan berbagai seni tradisional, seperti tarian Dayak, upacara adat, dan pameran budaya. Hal ini menjadi daya tarik utama yang mendatangkan ribuan pengunjung setiap harinya.
“Kami membawa nama Desa Pampang ke acara ini. Harapannya, pengunjung tidak hanya membeli produk, tetapi juga mengenal lebih dalam tentang kebudayaan Dayak,” ujar Unung.
Bekudung Betiung bukan hanya sekadar ajang perayaan adat, tetapi juga menjadi platform untuk mempromosikan budaya Dayak ke khalayak yang lebih luas. Desa Pampang, tempat asal Unung, merupakan salah satu desa budaya yang terkenal di Samarinda Utara. Desa ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Dayak dengan rumah adat, tarian, dan kerajinan tangan yang telah mendunia.
Kepala Kampung Tumbit Dayak, Johan Mulyadi, menyebutkan bahwa acara Bekudung Betiung tahun ini dirancang lebih besar untuk memberi dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. “Melalui acara ini, UMKM lokal maupun luar daerah mendapat panggung untuk memperkenalkan produknya. Selain itu, acara ini juga mendukung upaya melestarikan budaya Dayak yang menjadi kebanggaan kami,” ungkap Johan.
Ia berharap, acara ini dapat terus berkembang di tahun-tahun mendatang sehingga memberikan dampak positif yang lebih besar, baik secara budaya maupun ekonomi. “Dengan adanya acara ini, kami berharap bisa menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa, sehingga budaya dan ekonomi bisa berjalan seiring,” katanya.
Dengan berakhirnya acara Bekudung Betiung 2025, panitia berharap gelaran ini tidak hanya menjadi ajang tahunan, tetapi juga menjadi ikon budaya dan ekonomi yang terus mendukung pengembangan UMKM dan promosi budaya Dayak di Kabupaten Berau.(mal)